PALU, LENSAJURNAL.id – Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sulawesi Tengah, Faridah Lamarauna mengatakan semarak brida innovation week (BIW) 2024 kini tengah di persiapkan oleh pemerintah Sulawesi Tengah, kegiatan yang berlangsung mulai 21 hingga 23 November 2024 di Striti Convention Hall Palu.
Kegiatan nantinya tidak hanya berbentuk seremonial semata, tetapi akan diisi berbagai macam acara, salah satunya yaitu lomba inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG),” kata Faridah saat memimpin pertemuan dalam agenda persiapan Brida Innovation Week 2024, di Palu, Kamis (5/9).
Untuk pendaftaran lomba inovasi TTG, kata Faridah akan dibuka mulai 5 sampai dengan 30 September. Sementara untuk syarat dan ketentuan umum dari lomba inovasi TTG ini, pertama peserta berasal dari komunitas kemahasiswaan yang dibentuk oleh perguruan tinggi dan unit kerjanya, serta merupakan mahasiswa aktif terhitung saat pendaftaran, dengan jumlah peserta minimal tiga dan maksimal lima orang.
“Nantinya para peserta dapat menyerahkan proposal dan produk TTG sesuai jadwal dan format yang ditentukan melalui sekretariat panitia lomba,” kata ia.
Ia juga menjelaskan bahwa proposal yang diserahkan tersebut terdiri atas isi proposal dan lampiran.
“Isi dari proposal itu sendiri terdapat maksimal lima halaman, yang memuat latar belakang, permasalahan, solusi yang ditawarkan, alur kerja TTG, hasil yang diharapkan, hingga pada dampak yang diberikan,” sebutnya.
Tidak hanya itu, dalam isi proposal yang diajukan tersebut wajib melampirkan surat tugas dari pembina unit kemahasiswaan untuk mengikuti lomba TTG.
“Seperti SK otentifikasi produk TTG, daftar rincian bahan dan harga dari prototype produk TTG hingga implementasi yang ditanda tangani oleh pembina, serta foto produk TTG yang diusulkan,” jelasnya.
Meski demikian, setiap komunitas hanya dapat mengusulkan satu produk TTG untuk dilombakan.
Produk TTG yang dilombakan itu, sebutnya, dapat diimplementasikan untuk menunjang aktivitas masyarakat pada sub sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kesehatan, lingkungan hidup, dan kehutanan.
“Persyaratan khusus dalam lomba ini berupa produk TTG seperti perangkat teknologi dan perangkat lunak (system otomasi). Untuk biaya produksi produk TTG yang dilombakan maksimal sebesar Rp5 juta untuk prototype dan maksimal Rp20 juta untuk implementasinya,” ungkap Faridah.
Faridah melanjutkan, adapun aspek penilaian dari lomba inovasi TTG ini, meliputi administrasi, teknologi, ekonomi, manfaat serta dampak.
“Nantinya pemenang lomba kategori 1, 2 dan 3 akan mendapatkan hadiah serta penghargaan. Dan produk inovasinya akan menjadi bahan materi bimtek penerapan TTG pada kegiatan Brida Tepat Guna tahun 2025,” tuturnya.
Sebelumnya ia juga mengatakan, bahwa tujuan diadakannya lomba inovasi TTG yaitu untuk mendorong budaya kreativitas dan inovasi di masyarakat.
“Serta memasyarakatkan pemanfaatan hasil TTG untuk peningkatan produktivitas dan perekonomian masyarakat, meningkatkan manfaat TTG menuju keunggulan kompetitif daerah, dan memasyarakatkan teknologi dan metode untuk menumbuhkan budaya enterpeneur,” pungkasnya.
Laporan: Abdul Farid