Pemprov Sulteng Apresiasi Kolaborasi Tokoh Agama Dukung Konservasi TNLL

Pemprov Sulteng memberikan apresiasi atas peran serta tokoh agama untuk mendukung konservasi Taman Nasional Lore Lindu (TNLL). Foto: Biro Adpip
banner 120x600

PALU, LENSAJURNAL.id Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Fahruddin memberikan apresiasi atas peran serta tokoh agama untuk mendukung konservasi Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).

Menurutnya, dukungan tersebut merupakan bentuk aksi kolaborasi yang mulia.
“Mudah-mudahan menjadi keberkahan bagi kita semua dan mendatangkan kebaikan bagi Sulawesi Tengah,” ungkap Fahrudin di launching fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulteng pada acara Semiloka Tiga Dekade Pengelolaan TNLL di Hotel Santika Palu, Selasa (13/8/2024).

Ia mengatakan lahirnya fatwa MUI Sulteng ini, bertujuan untuk mendukung konservasi TNLL sebagai gudang dari keanekaragaman hayati dan sumber kehidupan.

Di sisi lain, Fahrudin meyakini dengan adanya fatwa tersebut dapat memperkuat kedudukan Sulteng sebagai kawasan penyangga Ibu Kota Negara (IKN).

Maka dari itu, dirinya mengajak seluruh komponen yang hadir untuk saling bahu membahu dan bekerja sama lewat aksi kolaborasi guna mewujudkan Lore Lindu sebagai ‘Energy of Celebes’.

“Tidak hanya air, oksigen, dan penyerap karbon yang menjadi sumber kehidupan manusia, akan tetapi kekayaan keanekaragaman hayati, budaya dan wisata, serta harmoni manusia juga mendorong peningkatan ekonomi dan keberlanjutan kehidupan,” jelasnya.

Sementara dikesempatan yang sama, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK melalui Sekretaris Ditjen KSDAE Suharyono menyampaikan, dalam setiap pengelolaan TNLL wajib berpedoman terhadap tiga pilar konservasi yang telah ditetapkan.

Ke tiga pilar itu, kata Suharyono, mencakup pada perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistem, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati beserta ekosistemnya.

“Mari bersama menjaga supaya proses ekologis berjalan dengan baik. Karena TNLL sebagai sistem penyangga kehidupan dan laboratorium alam,” pesannya.

Sementara Kepala Balai Besar TNLL Titik Wurdiningsih berharap, semiloka kali ini dapat dijadikan wahana perspektif dan reflektif terhadap tiga dekade pengelolaan TNLL.

“Saya mengajak bapak ibu mengungkapkan ide-ide dalam merumuskan rekomendasi untuk pengelolaan TNLL lebih lanjut,” imbuhnya.

Dalam kegiatan ini, beberapa tokoh masyarakat dan perangkat pemerintahan desa yang berjasa dalam konservasi TNLL, memperoleh piagam penghargaan dan apresiasi dari kementerian.

Turut hadiri dalam acara ini Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Poso, Kadis Kehutanan Sulteng dan beberapa akademisi kawakan Universitas Tadulako sebagai narasumber semiloka. (Istanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *