PARIGI MOUTONG, Lensa Jurnal – Delapan belas kru kapal dan satu kapten KM Tatrik berasal dari Desa Paranggi, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong berhasil diselamatkan tim SAR Gabungan usai dilaporkan tengelam di perairan teluk tomini pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Berdasarkan laporan yang diterima Pos SAR Parigi Moutong, kapal KM Tatrik tenggelam akibat dilanda cuaca ekstrem.
“Kami mendapat informasi dari salah seorang warga Desa Paranggi, Kecamatan Ampibabo, bernama Alon pada pukul 10.00 WITA. Setelah tiba di lokasi, kami berkomunikasi dengan warga setempat yang sebelumnya telah mengevakuasi lima orang ABK,” ujar Wadanpos SAR Parigi Moutong, Muhtar.
Muhtar menyebut bahwa KM Tatrik tersebut berasal dari Desa Paranggi, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong.
Menindaklanjuti informasi dari warga itu, Muhtar bersama Tim SAR Gabungan, yang terdiri dari Polairud Polda Sulawesi Tengah, TNI AL Pos Parigi Moutong, Polairud Polres Parigi Moutong, dan masyarakat Desa Paranggi, segera bergerak.
“Kami menggunakan perahu nelayan untuk mencari kembali 13 orang yang diduga masih mengapung di rumpon,” ungkapnya.
Setelah beberapa jam melakukan penyisiran, kata Muhtar, Tim SAR Gabungan mendapat informasi pada pukul 16.30 WITA dari warga Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi, bahwa 13 orang ABK KM Tatrik itu ditemukan dalam kondisi selamat.
Sementara Kapten KM Tatrik, Rivai menjelaskan kronologis hanyut nya kapal mereka. Dia menyebut bahwa insiden tersebut disebabkan oleh mesin alkon yang mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa memompa air laut keluar dari kapal.
“Alkon yang mengalami masalah menyebabkan kami tenggelam, ditambah lagi cuaca ekstrem,” tutur Rivai.
Untuk menyelamatkan ABK nya, Rivai berinisiatif menaiki rumpon (rakit) yang berdekatan dengan mereka, dengan memutus tali gandengan kapal yang telah terisi penuh oleh air laut. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul lima pagi, Sabtu (20/7).
“Kami (13 orang) bertahan di rakit hingga pukul tiga siang, setelah melihat perahu dan memanggil bantuan, akhirnya nelayan dari Bantaya bernama Erik langsung menemukan dan mengevakuasi kami semua,” jelas Rivai.
KM Tatrik diketahui baru beroperasi selama enam bulan dan dilengkapi dengan izin serta jaket pelampung.
Rivai memastikan KM Tatrik sudah tidak bisa di evakuasi karena telah tenggelam ke dasar laut.
“Ombak yang menghantam kami sekitar lima meter, sehingga kapal kami sudah tidak bisa di evakuasi,” pungkasnya.
Laporan : Abd. Latif