JAKARTA – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Nelson Metubun mengatakan dengan terbukanya keran ekspor komoditi durian langsung ke China, diharap menjadi pemicu kebangkitan ekonomi di daerah berjuluk “Negeri Seribu Megalith”.
Hal tersebut disampaikan Nelson saat mengikuti rapat koordinasi percepatan pemenuhan protokol ekspor durian ke China bersama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, Senin (1/7/2024).
“Rapat koordinasi ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti kunjungan kerja Menko Marves ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada Juni 2024 kemarin,” kata Nelson.
Nelson menyampaikan terwujudnya kerja sama ekspor komoditi durian tersebut tidak terlepas dari dukungan Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, Wakil Gubernur Ma’mun Amir dan Sekretaris Daerah Novalina.
Sehingga dalam kesempatan itu, Nelson mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulteng, yang terus berupaya untuk meningkatkan ekonomi di sektor tanaman pangan dan hortikultura.
“Kesempatan ini wajib kita manfaatkan. Terima kasih pak Gubernur, pak Wagub dan Ibu Sekprov atas segala dukungannya,” ucapnya.
Ia juga menuturkan bahwa tepat di minggu depan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi akan mengundang Kepala Dinas se-Sulteng, tujuannya untuk mengsinkronkan data luasan dan jumlah pemilik/anggota kelompok tani pengelola durian.
“Nantinya dalam kegiatan ini, hadir sebagai narasumber dari Menko Marves, Badan Karantina Nasional, Bapanas dan Kementerian Pertanian. Upaya ini dilakukan guna menentukan data riil potensi durian dan langkah-langkah teknis lainnya,” ujar Nelson.
Ia pun menjelaskan, bahwa rapat koordinasi bersama Menko Marves menghasilkan empat poin penting. Pertama, ekspor durian langsung ke China tahun ini terwujud dan daerah yang menjadi pionir atau permulaan ialah Kabupaten Parigi Moutong dan Poso.
Kedua, tim lintas kementerian dalam waktu dekat, akan berkunjung langsung ke Negeri Seribu Megalit Sulteng, khususnya Kabupaten Parigi Moutong dan Poso. Ketiga, dari luasan lahan yang teregistrasi se-Indonesia, kurang lebih 400 hektar dan 250 hektar ada di Poso dan Parigi Moutong.
“Dan keempat, jenis varietas yang dominan disukai di pasaran China adalah durian Montong dan Super Tembaga,” pungkasnya.*