JAKARTA, lensajurnal.id – Salat witir merupakan salah satu salat sunah yang dikerjakan dalam jumlah rakaat ganjil. Tata cara salat witir ini masih sama seperti pada umumnya.
Tapi, ada beberapa syarat dan rukun salat witir yang perlu terpenuhi supaya lebih afdal. Sementara hukum mengerjakan salat ini memiliki banyak versi.
Merujuk NU Online, mayoritas ulama Hanafiyah menilai bahwa salat witir termasuk wajib. Jika tidak dikerjakan maka hukumnya berdosa.
Di sisi lain, ulama mazhab Syafi’iyah mengklaim salat witir sebatas sunah. Artinya jika dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan tak akan berdosa.
Jumlah Rakaat dan Waktu Salat Witir
Rakaat salat witir tidak mempunyai jumlah khusus, sehingga boleh dilaksanakan sesuai keinginan asal berjumlah ganjil sebagaimana sabda arti sabda Rasulullah berikut ini:
“Salat witir adalah hak bagi semua umat Islam, maka barang siapa yang suka untuk melakukan witir dengan lima rakaat maka lakukanlah. Barang siapa yang suka melakukan witir dengan tiga rakaat maka lakukanlah. Dan barangsiapa yang suka melakukan salat witir dengan satu rakaat maka lakukanlah.” (HR Abu Dawud, An-Nasa’I, dan Ibnu Majah).
Sebagaimana dikutip dalam kitab al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, waktu melaksanakan salat witir dimulai setelah menunaikan salat Isya sampai terbitnya fajar shadiq.
Sementara waktu yang lebih baiknya dikerjakan pada akhir malam sebagai penutup rangkaian ibadah salat.
Tata Cara Salat Witir
Berikut tata cara salat witir berjumlah tiga rakaat dengan satu salam:
1. Membaca niat salat witir 3 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal witri tsalatsa raka’atin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’ala.
Artinya: Aku mengerjakan sembahyang sunah salat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah ta’ala.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat
3. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-A’laa
4. Rukuk
5. Iktidal
6. Sujud pertama
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud kedua
9. Berdiri dan masuk rakaat kedua
10. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Kafirun
11. Rukuk
12. Iktidal Sujud pertama
13. Duduk di antara dua sujud
14. Sujud kedua
15. Berdiri dan masuk rakaat ketiga
16. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas
17. Rukuk
18. İktidal
19. Sujud pertama
20. Duduk di antara dua sujud
21. Sujud kedua
22. Duduk tasyahud akhir
23. Salam. Setelah salam terakhir ini dilanjutkan dengan membaca doa.
Doa setelah Salat Witir
Setelah rangkaian salat selesai, Anda membaca zikir sebanyak tiga kali yaitu Subhaanal malikil qudduus. Kemudian dilanjut membaca doa setelah mengerjakan salat witir.
Adapun bacaan doa setelah salat witir yang dapat dilafalkan:
سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ، جَلَّلْتَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ بِالعَظَمَةِ وَالْجَبَرُوْتِ، وَتَعَزَّزْتَ بِالْقُدْرَةِ، وَقَهَّرْتَ الْعِبَادَ بِالْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ إنِّيْ أَعُوذُ بِرِضَـاكَ مِنْ سُخْطِكَ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم (وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ)
Artinya: “Maha Suci Allah Penguasa Yang Kudus, Tuhan para malaikat dan Jibril. Engkau penuhi langit dan bumi dengan kemuliaan dan keperkasaan-Mu. Engkau memiliki keperkasaan dengan kekuasaan-Mu, dan Engkau tundukkan hamba-Mu dengan kematian.”
“Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan terkutuk dari tiupan dan bisikannya, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Lalu diteruskan dengan membaca ayat berikut sebanyak 40 kali:
يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ لَاإِلٰهَ اِلَّا أَنْتَ سُبْحَــانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Artinya: “Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan berdiri sendiri, tiada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Kemudian ditutup dengan mengakhiri bacaan berikut:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedudukan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (Habib Zain bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, 2003, hal 287).
Itulah rangkaian tata cara salat witir yang bisa Anda lakukan sendiri pada penghujung waktu malam.
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia