Ikut Kejuaraan Paragliding TROI di Parimo, Atlet Sulut Sampaikan Ini

Atlet Paralayang Manado, Ricardo. (Foto: Diskominfo Parimo)
banner 120x600

PARIMO, lensajurnal.idPeserta paralayang dari beberapa Provinsi kagum dengan keindahan spot paralayang di Lolaro, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Salah satunya peserta atlet asal Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Ricardo salah satu peserta kategori KTM junior yang ikut dalam kejuaraan Paragliding TROI seri 1 itu kagum dengan spot Paralayang di Tinombo.

“Kalau spot paralayang di Manado, dari jarak landing ke take off butuh waktu sekitar 15 menit,disini 5 menit sudah sampai di take off,” ujarnya.

Dia menjelaskan, ada lokasi yang masih berair atau rawa yang berada didepan tempat landing kiranya dapat ditimbun atau diratakan.

Sehingga terlihat lebih luas, karena menurutnya para peserta saat terbang melewati tempat tersebut langsung Sink Rate (terendah kecepatan penurunan) atau terbang tiba tiba menurun diakibatkan dekat air.

“Kalau kita terbang dibawah ada air (rawa) itu akan Sink yaitu sementara terbang tiba tiba turun, itu biasa membuat banyak peserta cidera,” jelasnya.

Dia menambahkan, untuk lokasi take off kiranya paving blok ditambah kurang lebih 5 meter, agar saat take off kaki masih bisa melakukan tumpuan saat lari lepas landas.

Pria yang akrab disapa Ido itu, juga menyarankan agar spot paralayang di Tinombo bisa mencoba Cross Country atau terbang lama di udara dan terbang jauh sejauh mungkin.

Hanya saja, perlu disiapkan semaksimal mungkin. Yang terpenting adanya lapangan emergency landing.

“Saya terbang lama di Manado 3 jam di udara, disini juga bisa dicoba Cross Country,” tandasnya.

Laporan: Diskominfo Parimo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *