PALU, lensajuranal.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng), diwakili Asisten Gubernur Rudi Dewanto dan jajaran Direksi PT Pembangunan Sulteng, menemui Duta Besar Arab Saudi untuk RI Esam A Abid Althagafi dan Wakil Duta Besar Yahya Hassan al-Qahtani, memaparkan potensi daerah kepada Duta Besar Arab Saudi di Kantor kedutaan di Jakarta, Selasa.
“Potensi kerjasama di bidang pertanian, perikanan, pertambangan, energi dan pariwisata,” kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Bisnis PT Pembangunan Sulteng, Sony Panukma Widianto, Selasa (15/3).
Sony mengatakan, daerahnya bisa bekerjasama dengan para pengusaha negara Timur Tengah. Khususnya Arab Saudi, karena Sulteng memiliki sejumlah potensi.
Lanjut dia, Sulteng memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu sejak tahun 2014, yang bergerak di bidang logistik, agro industri hingga pertambangan dan industri pengolahan.
Dia mencontohkan, bidang Pertanian, Sulteng merupakan penghasil biji Kakao, kelapa dan produk turunannya, kelapa sawit, padi, jagung dan tanaman hasil hutan lain.
“Sulteng merupakan penghasil Nikel terbesar di bidang pertambangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten Gubernur Rudi Dewanto menyampaikan permohonan maaf, jika kunjungan itu seharusnya dihadiri oleh Gubernur Sulteng, Rusdi Mastura. Namun, gubernur berhalangan hadir bertemu dengan Dubes Arab Saudi.
“Potensi Sulteng terbesar sebagai daerah penyangga ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur,” ujarnya.
Rudi berharap, Sulteng dapat membangun kerjasama dengan para pengusahan asal Arab Saudi untuk meningkatkan perekonomian daerah tersebut pascabencana yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Duta Besar Arab Saudi untuk RI, Esam A Abid Althagafi mengatakan sesuai apa yang telah dipaparkan, pihaknya berkeinginan untuk melihat langsung potensi daerah di Sulteng.
“Saya punya keyakinan untuk melihat potensi Sulawesi Tengah,” pungkasnya. **