Kapolres Parimo Bantah Erfaldi Tewas Akibat Luka Tembak

Erfaldi Pria (21) warga Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, di duga menjadi korban penembakan saat aksi tolak tambang di desa Khatulistiwa, Minggu (13/2) (Foto: doc. Redaksi)
banner 120x600

PARIMO, lensajurnal.id – Kapolres Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, AKBP Yudy Arto Wiyono membantah, jika Erfaldi (21) warga Desa Tada yang meninggal akibat luka tembak dalam aksi blockade jalur Trans Sulawesi di Desa Katulistiwa oleh Aliansi Tani Rakyat (ARTI) Koalisi Tolak Tambang (KTT) PT Trio Kencana.

“Korban di bawah menggunakan motor ke Puskesmas menurut informasi. Itu bukan luka tembak, tapi luka seperti tertusuk,” tegasnya.

Bahkan menurutnya, yang membawa korban tersebut ke Puskesmas Tada, adalah warga sekitar, bukan personil Polisi.

Namun, Kapolres belum memastikan apa penyebab kematian korban, dan akan melakukan pengecekan kembali.

“Kami membubarkan masa aksi ke arah Tugu Katulistiwa, tidak ke arah lain. Itu pun kami menggunakan gas air mata,” terangnya.

Sementara itu, Ibu Kandung korban, Rosmawati menjelaskan bahwa mendapat kabar anaknya tertembak dan langsung mencari tahu keberadaannya ke Puskesmas Tada.

Dia pun membantah, jika anaknya di sebut-sebut sebagai salah satu dari masa aksi ARTI KTT.

Ia, mengaku, Erfaldi mendatangi lokasi demonstrasi di Desa Katulistiwa, sekitar pukul 20:00 WITA. Sebelumnya, dia sempat meminta anaknya membeli kebutuhan barang dagangan di warung miliknya.

“Dia hanya datang menonton, karena namanya anak-anak mau melihat kejadian seperti itu secara langsung. Anak saya sempat lagi sebelum berangkat membelikan obat tetes mata untuk tantenya juga,” ungkapnya.

Rosmawati mengatakan, berdasarkan keterangan saksi mata di TKP, yang sempat membawa anaknya ke Puskesmas Tada, Erfaldi di duga terkena tembak dari arah belakang.

Saat itu kata dia, anaknya sedang berlari menghindari kerumunan masa aksi, ketika bentrok dengan personil Polisi terjadi.

“Dari cerita beberapa saksi, anak saya terkena tembak dan langsung terjatuh dengan posisi wajah mengarah ke aspal,” ungkapnya.

Kemudian, Erfaldi sempat meminta tolong dan akhirnya di larikan ke Puskesmas Tada oleh saksi mata, agar mendapatkan penanganan medis.

“Makanya anak saya mengalami luka-luka di bagian wajah,” kata dia.

Dia menuntut keadilan atas kejadian tersebut. Berharap, oknum anggota Polisi yang melakukan tindakan tersebut, bertanggung jawab.

“Kami akan menempuh jalur hukum. Saya yakin anakku tidak salah, dia anak baik. Cuman dia anak laki-laki kami satu-satunya yang menjadi harapan kami,” tegasnya.

Laporan: Wahab Usman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *