JAKARTA, Lensa Jurnal – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan Pemilu 2024 tidak mengganggu penanganan pandemi. Sebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat konsen terhadap penanganan pandemi.
“Presiden sangat konsen buktinya apa setiap minggu presiden selalu melakukan evaluasi,” kata Moeldoko di Kantornya, Selasa (11/1).
Tidak hanya itu, Jokowi juga kata Moeldoko selalu melihat perkembangan negara lain. Disertai dengan langkah-langkah untuk mencegah penambahan kasus.
“Lebih ketat lagi karantinanya dan langkah-langkah apa itu testingnya, PCR, lebih kuat agar tidak lagi terjadinya transmisi baik itu oleh PPLN, maupun oleh masyarakat itu sendiri,” bebernya.
Baca juga : Kunker Wapres Ma’ruf Amin, Gubernur Sulteng Minta Instruksi Baru Diterbitkan
Sebagian besar publik khawatir penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di tahun 2022 akan terganggu dengan agenda persiapan Pemilu 2024. Sebabnya, 2022 merupakan tahun politik persiapan menuju Pemilu 2024.
Hal itu terekam dalam hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Senin (10/1). Sebanyak 44,4 persen menyatakan khawatir penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi terganggu dengan agenda persiapan pemilu.
Nomor dua yang dikhawatirkan oleh publik adalah keamanan dan stabilitas politik makin rentan terganggu menjelang Pemilu 2024. Hal itu disuarakan responden sebesar 36,1 persen.
Pada urutan ketiga, sebesar 16,8 persen responden khawatir terjadi keterbelahan sosial (pemilih) semakin menguat menjelang Pemilu 2024. Sementara jawaban lain 0,3 persen, dan tidak tahu 2,4 persen.
Baca juga : Watimpres: Pendidikan Anak Korban Covid-19 Dijamin hingga SMA
Sementara itu, sebagian besar responden juga percaya tahun 2022 menjadi pertaruhan pemerintah untuk membuktikan kinerja sebelum terganggu agenda pemilu. Hal itu disuarakan 74 persen responden. Yang tidak setuju sebanyak 20,7 persen, dan 5,3 persen tidak tahu.
Litbang Kompas menggelar survei melalui sambungan telepon pada 20-22 Desember 2021. Jumlah responden sebanyak 504 responden yang diambil secara acak. Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 4,37 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Artikel ini pertama kali tayang di merdeka.com