Daerah  

Pembangunan Rujab Ketua DPRD Parimo Belum Dianggarkan

Ketua DPRD Parimo, Sayutin Budianto.
banner 120x600

PARIMO, Lensa Jurnal – Pembangunan Rumah Jabatan (Rujab) Ketua DPRD Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) belum dianggarkan dalam APBD 2022, karena pandemi Covid-19 yang terjadi dua tahun terakhir, berdampak pada kondisi keuangan daerah.

“Kalau melihat kondisi, kemampuan keuangan daerah saat ini belum siap. Makanya tahun ini belum dianggarkan lagi,” ungkap Ketua DPRD Parimo, Sayutin Budianto saat ditemui di Parigi, Rabu (15/12/2021).

Baca : Bantu Capaian Target, DPC Partai Gerinda Buka Gerai Vaksinasi di Kelurahan Maesa

Dia mengatakan, pasca terjadinya kebakaran beberapa waktu lalu, kondisi bangunan Rujab Ketua dan wakil tidak bisa lagi direhabilitasi.

Namun, harus dilakukan pembangunan baru dengan alokasi anggaran yang tidak sedikit. Hanya saja, berapa besaran pembiayaan untuk kegiatan tersebut, belum diketahui pasti karena proses perencanaan belum dilakukan.

“Sama seperti rumah jabatan ketua, itu rumah penghubung pertama, dan bahkan kantor penghubung dulu waktu masih Kabupaten Donggala,” kata dia.

Dia menyebut, hanya rehabilitasi ruang sidang DPRD Parimo yang dapat dianggarkan dalam APBD 2022, sebesar kurang lebih Rp300 juta.

Baca : Kader DP3 di Parimo Dibekali Pendidikan Demokrasi

Alokasi anggaran itu kata dia, tidak seperti perencanaan awal sebesar Rp6 miliar pasca gempa bumi terjadi. Tetapi telah memenuhi seluruh pembiayaan rehabilitasi.

“Saya rasa alokasi anggaran itu, tidak mesti anggaran besar. Karena kalau sudah mencapai miliaran sama saja bangun baru kantor DPRD,” ujarnya.

Sementara untuk ruangan fraksi DPRD, penganggarannya juga masih dilakukan penundaan. Kemungkinan dilakukan setelah situasi keuangan daerah kembali stabil seperti sebelumnya.

Sehingga, mengantisipasi itu anggota fraksi masih menggunakan beberapa ruangan yang tidak mengalami kerusakan berat, saat bencana gempa bumi terjadi.

Baca : DPRD Provinsi Sulteng Setujui Dua Raperda Usulan Pemerintah

“Ruangan aspirasi yang kami gunakan sementara untuk ruangan sidang paripurna sudah tidak representatif. Apalagi kalau peserta rapat hadir banyak, kondisi dalam ruangan sangat padat,” pungkasnya.

Laporan : Novita Ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *